Hari HIV Sedunia 1 Desember, Mari Mengenal Lebih Dekat Virus yang Masih Menjadi Ancaman

Hari HIV Sedunia 1 Desember, Mari Mengenal Lebih Dekat Virus yang Masih Menjadi Ancaman

HIV adalah virus RNA yang menurut beberapa literatur pertama kali ditemukan 1920 di Kinshasa, ibukota Republik Demokratik Kongo. Kejadian di Indonesia pertama kali dilaporkan pada tahun 1983 atau 1987 pada literatur yang berbeda. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, targetnya adalah leukosit (sel darah putih). Pada tahap lanjut ketika penyakit ini (infeksi HIV) tidak segera diobati, rendahnya CD4 (limfosit/jenis sel darah putih yang berperan untuk kekebalan tubuh) membuat penderita menjadi mudah terserang penyakit, dan tak jarang dapat menyebabkan kematian. Keadaan di mana HIV telah berkembang lanjut ini disebut AIDS (Acquired immune Deficiency Syndrome). WHO ( World Health Organization) menyebutkan CD4 <200 cell/mL sudah menandakan stadium lanjut pada infeksi HIV.

Hingga saat ini infeksi HIV tidak dapat disembuhkan dan tidak ada vaksinasi, tetapi HIV dapat dicegah dan dikontrol dengan terapi (obat). Menurut WHO 2024, penularan HIV dapat melalui cairan tubuh seperti darah, ASI (air susu ibu), cairan semen (air mani), cairan vagina, dan dari ibu yang terinfeksi ke janin yang dikandungnya. HIV tidak ditularkan melalui berciuman, berpelukan, ataupun berbagi makanan. Pencegahan HIV dari Kemenkes (Kementrian Kesehatan) Republik Indonesia disosialisasikan dengan akronim ABCDE sebagai berikut:

  1. Abstinence (tidak melakukan seks bebas)
  2. Be Faithful (saling setia pada pasangan)
  3. Condom (menggunakan kondom saat berhubungan seks)
  4. Don’t use drug (tidak menggunakan narkoba)
  5. Education (pendidikan seksual, untuk mengetahui dampak dan risiko dari perilaku seksual)

Diagnosis infeksi HIV dapat menggunakan rapid test sesuai ketentuan yang berlaku dan atau tes antibodi. Jika dinyatakan positif terinfeksi, disarankan segera mendapatkan pengobatan. Pasien infeksi HIV dapat tidak bergejala saat CD4 masih baik (belum AIDS) sehingga penapisan (screening) penting dilakukan secara mandiri atau pun dengan saran medis terutama pada individu atau kelompok yang berisiko. Pengobatan HIV/AIDS menggunakan ARV (Anti Retro Viral)/antivirus seumur hidup dengan tujuan tercapai viral load yang tak terdeteksi. Viral load dan CD 4 yang terkontrol baik juga membuat  risiko untuk terjangkit infeksi oportunistik berat seperti infeksi bakteri berat, CMV (cytomegalovirus), TBC (tuberculosis), PCP (pneumonia pneumocystis), meningitis kriptokokus, dan kanker seperti Limfoma dan Sarkoma Kaposi akan lebih rendah, di samping itu juga dapat meningkatkan kualitas hidup serta mengurangi risiko penularan.

Deteksi penyakit HIV dengan paket Screening HIV – HIV I & II dengan book melalui link Tokopedia https://www.tokopedia.com/mayapadaclinic/screening-hiv-hiv-i-ii?extParam=whid%3D2051723%26src%3Dshop atau hubungi Whatsapp Mayapada Clinic +62 878-7036-0947.

Direview oleh: dr. Inthy Wulandhari, Sp.PD 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *